Saat aku pertama dilahirkan dari rahim ibu
Adalah tangisan pertamaku
Saat menyaksikan alam liar yang akan aku jalani selama hidupku
Udara panas seakan menyengat kulitku yang halus dan putih
Membakar jiwa yang akan memulai perjalanan hidup
Perjalanan berliku yang akan aku alami
Aku menangis untuk kedua kalinya
Saat menyaksikan negriku, negri yang makmur
Dengan ribuan orang kelaparan
Di sudut-sudut kota, dan di desa nan sejuk
Perut buncit menghiasi keluguan anak-anak kecil
Saat bermain riang di pinggir kali yang kumuh
Tercemari oleh tangan-tangan penyembah harta
Sungguh ironis, namun inilah potret negriku saat ini
Aku menangis untuk negriku 3 kali
Tangisan yang cukup sedikit
Bila dibandingkan tangisan di luar sana
Tangisan seorang ibu pada anaknya
Tangisan seorang anak yang kelaparan
Serta tangis bayi, lapar dan haus akan arti hidup
Untuk terakhir kalinya aku akan menangis
Di saat aku meninggalkan dunia persinggahan ini
Untuk selama-lamanya
Masih kulihat negriku yang permai tiada berubah
Di tangan penguasa yang haus kedudukan serta kekuasaan
Yang akan mengantar negriku pada negri petaka
Rakyat kecil pada kesengsaraan
Pada strata yang s’makin jelas
0 komentar:
Posting Komentar