WELCOME to putradaribunda On Line

Terima kasih telah mengunjungi BLOG ini. Blog ini berisikan informasi yang sifatnya membangun dan jauh dari hal-hal berbau pornografi, karena blog ini mempunyai konsep edukasi.

About Me

Contact, personal information, education background, organizational background, working experiences, job skill, computer skill, hobbies.

Sabtu, 16 April 2011

INTRUSI AIR LAUT



Intrusi atau penyusupan air laut ke dalam akuifer di daratan pada dasarnya adalah proses masuknya air laut di bawah permukaan tanah melalui akuifer di daratan atau daerah pantai, atau proses terdesaknya air bawah tanah oleh air asin/air laut di dalam akuifer pada daerah pantai. Apabila keseimbangan hidrostatik antara air tawar dan air asin di daerah pantai terganggu, maka akan terjadi pergerakan air asin/air laut ke arah darat dan terjadilah intrusi air laut. Terminologi intrusi pada hakekatnya digunakan hanya setelah ada aksi, yaitu pengambilan air bawah tanah yang mengganggu keseimbangan hidrostatik.


Interaksi antara airtanah dengan air laut (a) kondisi tidak terganggu (b) intrusi air laut karena pemompaan airtanah (http://oseanografi.blogspot.com/2005/07/densitas-salinitas-airlaut.html)

Adanya intrusi air laut ini merupakan permasalahan pada pemanfaatan air bawah tanah di daerah pantai, karena berakibat langsung pada mutu air bawah tanah. Air bawah tanah yang sebelumnya layak digunakan untuk air minum, karena adanya intrusi air laut, maka terjadi degradasi mutu, sehingga tidak layak lagi digunakan untuk air minum. Penyusupan air asin ini dapat terjadi antara lain akibat :

  1. Penurunan muka air bawah tanah atau bidang pisometrik di daerah pantai.

  2. Pemompaan air tanah yang berlebihan di daerah pantai.

  3. Masuknya air laut ke daratan melalui sungai, kanal, saluran, rawa, atau cekungan lainnya.

Hubungan antara air laut dengan air tanah pada akuifer pantai pada keadaan statis sesuai dengan hukum Ghyben-Herzberg. Kenyataan dengan adanya perbedaan berat jenis antara air laut dengan airtanah tawar, maka bidang batasnya tergantung pada hubungan keduanya.


Hubungan antara air laut dengan airtanah pada akuifer bebas di daerah pantai

Tekanan hidrostatis di titik A = B


Persamaan tersebut hanya berlaku jika :



  1. Muka air tanah (bidang pisometrik) berada diatas muka laut

  2. Muka air tanah (bidang pisometrik) miring ke arah laut

Pada kondisi yang dinamis, hukum Ghyben-Herzberg tidak sepenuhnya berlaku. Pada pantai yang landai perbedaan bidang batas yang sesuai dengan hukum Ghyben- Herzberg dengan bidang batas sesungguhnya kecil, sedangkan pada pantai curam perbedaan tersebut cukup besar. Panjang penyusupan air laut pada akuifer pantai tergantung pada :



  1. Tebal akuifer atau tebal zona jenuh air

  2. Koefisien kelulusan air

  3. Debit aliran air tanah per satuan luas akuifer

Komposisi air tanah cenderung berubah sepanjang lintasan perjalanannya menuju komposisi air laut  dan dominan terjadi perubahan pada anion. Air tawar pada daerah pantai didominasi oleh ion Ca2+ dan HCO3- yang merupakan hasil pelarutan dari kalsit. Pada air laut didominasi oleh ion Na+ dan Cl-, dan sedimen yang mengalami kontak langsung dengan air laut akan mengadsorpsi ion Na+ dalam zona yang cukup luas.

Ketika air laut mengintrusi air tawar pada daerah pantai, maka akan terjadi pertukaran ion/ion exchange yaitu :


Akan terjadi pertukaran ion Na+, dan ion Ca2+ akan dilepaskan, dimana X sebagai soil exchanger.


Jumat, 15 April 2011

SIFAT KIMIA AIR

Sifat Kimia Air


Salah satu yang menentukan kualitas air yaitu sifat kimia dari air tersebut. Beberapa sifat kimia air tersebut antara lain : densitas, salinitas dan pH.

Salinitas


Salinitas adalah banyaknya zat terlarut. Zat padat terlarut meliputi garam-garam anorganik, senyawa-senyawa organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut (Serrano Sergio E, 1997). Ciri paling khas pada air laut yang diketahui oleh semua orang ialah rasanya yang asin. Ini disebabkan karena didalam air laut terlarut garam-garam yang paling utama adalah natrum klorida (NaCl) yang sering disebut garam dapur. Selain NaCl, di dalam air laut terdapat pula MgCl2, kalium, kalsium dan sebagainya. Salinitas adalah jumlah berat semua garam (dalam gram) yang terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dengan satuan o/oo (Nontji, 1986).

Secara ideal, salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida. Salinitas ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah total dalam gram bahan-bahan terlarut dalam satu kilogram air laut jika semua karbonat dirubah menjadi oksida, semua bromida dan yodium dirubah menjadi klorida dan semua bahan-bahan organik dioksidasi. Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai:

S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902)

Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35 o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut.
Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03 o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus:

S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969)

Berdasarkan nilai salinitas dapat ditentukan tingkat keasinan air tanah berdasarkan klasifikasi Carroll, 1962.

Klasifikasi tingkat keasinan air tanah (Carroll, 1962 dalam Todd, 1980)










Densitas


Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat, sehingga penentuan densitas merupakan hal yang sangat penting dalam oseanografi. Lambang yang digunakan untuk menyatakan densitas adalah ρ (rho). Densitas air laut bergantung pada temperatur (T), salinitas (S) dan tekanan (p). Kebergantungan ini dikenal sebagai persamaan keadaan air laut (Equation of State of Sea Water) :


Pengaruh tekanan dapat diabaikan. Sedangkan pengaruh temperatur pada densitas kurang berarti dibandingkan dengan konsentrasi zat terlarut (gambar 4.2). karena itu, densitas air tanah sering dinyatakan hanya terkait dengan konsentrasi zat terlarut dalam air tanah, dimana temperatur diasumsikan konstan.

Penentuan dasar pertama dalam membuat persamaan di atas dilakukan oleh Ekman pada tahun 1902. Pada persamaan, ρ dinyatakan dalam g/cm-3. Penentuan dasar yang baru didasarkan pada data tekanan dan salinitas dengan kisaran yang lebih besar, menghasilkan persamaan densitas baru yang dikenal sebagai Persamaan Keadaan Internasional (The International Equation of State, 1980). Persamaan ini menggunakan temperatur dalam oC, salinitas dari Skala Salinitas Praktis dan tekanan dalam dbar (1 dbar = 10.000 pascal = 10.000 N m-2). Densitas dalam persamaan ini dinyatakan dalam kg/m-3. Jadi, densitas dengan harga 1,025 g/cm-3 dalam rumusan yang lama sama dengan densitas dengan harga 1025 kg/m-3 dalam Persamaan Keadaan Internasional.


Hubungan densitas air, temperatur dan klorinitas (ILRI, 1972 dalam Essink, 2001)

Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg/m-3 sedangkan pada air tawar 1000 kg/m-3. Para oseanografer biasanya menggunakan lambang σt (huruf Yunani sigma dengan subskrip t, dan dibaca sigma-t) untuk menyatakan densitas air laut. dimana σt = ρ - 1000 dan biasanya tidak menggunakan satuan (seharusnya menggunakan satuan yang sama dengan ρ). Aturan praktis yang dapat kita gunakan untuk menentukan perubahan densitas adalah : σt berubah dengan nilai yang sama jika T berubah 1oC, S 0,1, dan p yang sebanding dengan perubahan kedalaman 50 m.

pH

pH adalah nilai log negatif dari konsentrasi ion hidrogen. Nilai pH sangat bergantung pada reaksi biologi dan kimia, daya larut ion unsur besi, dan kontak dengan lingkungan sekitarnya. Nilai pH air yang normal adalah netral, yaitu antara pH 6 sampai pH 8 (Fardiaz, 1992). Air yang pH-nya kurang dari 7 bersifat asam, sedangkan yang pH-nya lebih dari 7 bersifat basa.

SIFAT FISIK AIR

Sifat fisik airtanah adalah sifat air yang dapat terdeteksi oleh indra penglihatan, indra pembau dan indra perasa. Karakteristik fisik meliputi warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan dan temperatur.

Warna

Warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau material organik yang terkandung dalam air bersih yang berupa suspensi maupun yang terlarut. Intensitas warna dalam air dapat diukur dengan menggunakan satuan unit warna standar yaitu 1 mg/l platina.

Bau dan Rasa

Bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas yang memiliki aroma-aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh indra pembau seperti gas H2S, NH3, senyawa fenol, cloro fenol dan lain-lain. Rasa ditentukan oleh adanya garam atau zat lain baik yang terlarut dalam air seperti MgSO4, Na2SO4 dan NaCl.

Kekentalan

Kekentalan dapat dipengaruhi oleh partikel-partikel di dalam air. Semakin banyak partikel dalam air akan semakin kental. Selain itu apabila suhunya semakin tinggi, maka kekentalannya semakin berkurang atau semakin encer.

Kekeruhan

Kekeruhan disebabkan oleh adanya zat-zat yang terkandung di dalam air tetapi tidak terlarutkan, misalkan batulempung, batulanau dan zat-zat organik serta organisme.

Suhu

Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur udara (20-26°C). Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak) atau sedang terjadi proses tertentu (proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air.

Kamis, 14 April 2011

AIR TANAH

Air tanah dapat diartikan sebagai air yang terkandung dalam tanah, mengisi pori atau rongga – rongga tanah dan batuan. Air tanah pada umumnya berasal dari air hujan  yang jatuh di permukaan kemudian terinfiltrasi ke dalam tanah yang merupakan bagian dari siklus hidrologi (Suharyadi, 1984).

Sebagian besar air tanah adalah termasuk dalam rangkaian / bagian dari daur hidrolog, termasuk air permukaan dan air atmosfir.

Siklus Hidrologi (Australian Water Resources Council, dalam Todd, 1980)

Berdasarkan asalnya, air tanah dapat dibagi atas :



  • Air connate

Yaitu air yang terperangkap dalam rongga – rongga batuan sedimen pada saat diendapkan. Air tersebut dapat berasal dari air laut atau air tawar dan bermineral tinggi.



  • Air  juvenil

Yaitu air yang berasal dari magma gunung berapi atau kosmik yang bercampur dengan air permukaan. Air juvenil ini biasa disebut air magma, air vulkanik dan air kosmik, tergantung dari sumbernya.



  • Air meteorik

Yaitu air yang berasal dari resapan air permukaan termasuk di dalamnya air hujan.

Berdasarkan sifat dan tempat terbentuknya, air tanah dapat dibedakan dalam dua tipe, antara lain air tanah dangkal dan air tanah dalam.

Profil air tanah bebas dan air tanah tertekan (Todd, 1980)



  • Air Tanah Dangkal / Air Tanah Bebas (Unconfined  Water)

Air tanah dangkal kondisinya dalam posisi berhubungan dengan udara luar atau permukaan bumi dapat berhubungan langsung dengan air permukaan dan fluktasi yang bervariasi terdapat dalam tanah (soil) atau dalam celah batuan yang terbuka. Secara vertikal air tanah dangkal dapat digambarkan dalam dua zona yaitu zona aerasi dan zona saturasi. Zona aerasi merupakan daerah air tanah yang mengandung sebagian air dan sebagian udara, sedangkan zona saturasi adalah bagian tanah atau batuan yang terisi penuh oleh air dibawah pengaruh tekanan hidrostatik.



  • Air Tanah Dalam / Air Tanah Tertekan (Confine Water, Artesian)

Air tanah dalam terdapat dalam formasi yang mengandung akuifer, tidak berhubungan langsung dengan permukaan bumi. Posisi ideal berada di antara di bawah dan di atas batuan impermeable (kedap air).

Minggu, 03 April 2011

Potensi Gunung Api Bawah Laut

Gunung api bawah laut sangat kaya akan bahan-bahan mineral yang mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan asal material (sifat magma) yang bersifat basa hingga ultrabasa. Beberapa mineral yang dapat dijumpai pada daerah sekitar gunung api bawah laut antara lain: besi (Fe), Emas (Au), Perak (Ag), Timah (Pb), Seng (Zn), dll. Pada umumnya, mineral-mineral yang terdapat pada daerah ini merupakan mineral sulfida. Bahan-bahan ini merupakan hasil dari magma yang keluar pada daerah di sekitar veint hidrothermal.

Hidrothermal di sekitar veint gunung api, yang masih mengeluarkan gas.

Persebaran Gunung Api Bawah Laut

Keberadaan gunung api di dunia bisa dibilang banyak jumlahnya. Lebih dari 30.000 buah gunung api bawah laut dapat di jumpai. Pada umunya gunung api bawah laut dapat kita jumpai pada daerah pemekaran lantai dasar samudera, namun ada pula yang dapat dijumpai agak jauh dari daerah ini. Gunung api ini biasa disebut dengan seamount.

Ada beberapa zona pemekaran lantai dasar samudera yang dapat kita jumpai antara lain:
  1. South-East Indian Ocean Ridge

  2. East Pasific Ridge

  3. Mid-Atlantic Ridge

  4. South-West Indian Ocean Ridge

  5. Central Indian Ocean Ridge

  6. dll.

Zona pemekaran lantai dasar samudera (zona divergen).


Mid-Atlantic Ridge

Mid Atlantic ridge merupakan pemekaran lantai dasar samudera antara dua kerak oceanic. Zona divergen ini mempunyai kecepatan pemekaran sekitar 2,5 cm per tahun atau 25 km dalam 1.000.000 tahun. Kecepatan ini mungkin dirasa cukup lambat bagi manusia, namun apabila telah terjadi selama berjuta-juta tahun akan memberi perubahan yang cukup besar bagi bentuk bumi ini.

Zona pemekaran lantai dasar samudera pada Mid-Atlantic Ridge.

Pemekaran ini dimulai sekitar 200 sampai 100 juta tahun yang lalu. Karena pada zaman dulu, cekungan ini merupakan cekungan kecil antara benua eropa, afrika dan amerika.

Pemekaran lantai samudera ini melalui Iceland yang merupakan suatu negara di Eropa. Negara ini berada antara lempeng Eurasia dan lempeng Amerika Utara. Pergerakan ini relatif ke arah barat menuju ke lempeng Eurasia. Pada daerah ini terdapat gunung api bawah laut yang masih aktif, gunung api ini bernama krafla yang sempat meletus pada tahun 1980.

Zona pemekaran lantai dasar samudera pada Mid-Atlantic Ridge yang melalui negara Iceland.

Ledakan lava setinggi 10 m pada letusan gunung api Krafla pada tahun 1980 (Photograph by Gudmundur E Sigvaldason, Nordic Volcanological Institute, Reykjavik, Iceland).

Seamount adalah sebuah gunung yang naik dari laut dasar laut yang tidak sampai ke permukaan air (permukaan laut), dan dengan demikian bukanlah sebuah pulau. Ini biasanya terbentuk dari gunung berapi, yang meningkat tiba-tiba dan biasanya ditemukan dari 1,000-4,000 meter dari dasar laut kedalaman.

Berikut adalah beberapa contoh seamount yang dapat di temui antara lain:
  • Axial Seamount
Axial seamount memepunyai ketinggian sekitar 700 m. Berada pada Juan de Fuca Ridge. Terdapat hidrothermal pada daerah ini, tepatnya pada daerah kalderanya.
  • Kavachi  Submarine Volcano
Kavachi submarine volcano berada pada daerah pulau Solomon. Berada sekitar 30 km sebelah utara zona pemekaran lantai dasar samudera lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik.
  • Loihi Seamount
Loihi seamount berada pada daerah hawaii. Terletak sekitar 20 mil sebelah selatan big island. Ketinggian sekitar 10.100 kaki dan berada pada kedalaman 3.100 kaki. Diperkirakan sebagian besar Loihi Seamount terdiri dari lava bantal.

Pergerakan Pembentukan Gunung Api Bawah Laut

Arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer tetap berlangsung dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan pergerakan lempeng terus berlangsung. Pada daerah pemekaran lantai dasar samudera, arah pergerakan lempeng semakin menjauh dari zona divergen.

Dijelaskan bahwa gunung api yang pada mulanya terbentuk pada daerah pemekaran lantai dasar samudera mengalami pergerakan menjauhi zona divergen mengikuti pergerakan lempeng yang menjauhi zona divergen. Hingga pada suatu saat, gunung api akan sampai pada daerah zona konvergen dan akan hilang akibat tumbukan antara dua lempeng yang saling bertumbukan (zona konvergen).

Gunung api bawah laut yang keberadaannya lebih dekat dengan zona divergen mempunyai umur yan lebih muda daripada gunung api bawah laut yang keberadaanya lebih jauh dari zona divergen. Hal ini dikarenakan gunung api bawah laut yang jaraknya lebih jauh dari zona divergen terbentuk lebih dahulu daripada gunung api yang jaraknya lebih dekat dari zona divergen.

Ilustrasi pergerakan gunung api bawah laut

Genesa Pembentukan Gunung Api Bawah Laut

Akibat adanya arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer, menyebabkan kerak bumi (crust) mengalami pergerakan. Ada yang mengalami pergerakan konvergen, divergen, dan transform plate boundary.

Pergerakan lempeng samudera (mid-ocean ridges).

Gunung api bawah laut terbentuk pada pada daerah “Pemekaran Kerak Samudera (zona divergen). Karena adanya arus konveksi yang berlawanan (saling bertolak belakang), menyebabkan kedua lempeng semakin menjauh. Pada proses ini menyebabkan zona pemekaran menjadi tipis. Hal ini menyebabkan cairan pijar (magma) dari lapisan astenosfer menembus dan menerobos kerak melalui zona yang tipis. Karena pengaruh pendinginan secara tiba-tiba akibat temperatur yang sangat berbeda, menyebabkan magma ini membeku secara tiba-tiba dan membentuk gugusan gunung api bawah laut yang masih aktif. Pada umumnya pada daerah gugusan gunung api bawah laut dijumpai lava bantal akibat pembekuan yang secara tiba-tiba kontak dengan air. Pada umumnya, gunung api yang terbentuk pada zona ini mempunyai ukuran yang cukup besar. Pembentukan gugusan gunung api bawah laut berada pada sepanjang daerah pemekaran lantai dasar samudera).

Lava bantal yang merupakan hasil proses pembekuan magma secara tiba-tiba akibat kontak dengan air.

Ilustrasi gugusan gunung api bawah laut di sepanjang zona pemekaran lantai dasar samudera (zona divergen).

Pengontrol Pembentukan Gunung Api

Persebaran gunung api di dunia ini mencapai ribuan baik gunung api permukaan maupun gunung api bawah laut. Pembentukan gunung api dikontrol oleh tektonik lempeng, dimana pada zona ini banyak dijumpai gunung api yang masih aktif.

Rekontruksi teori lempeng (theory of plate tectonics).

Mulanya, pada zaman perm, sekitar 225 juta tahun yang lalu terdapat benua besar atau super continental, yaitu Pangea dan dan samudera yang masih luas yang disebut Panthalassa. Pada saat itu, benua dan samudera masih bersatu dan menunjukkan paparan yang masih luas. Pada zaman trias, sekitar 150 juta tahun yang lalu, pangea mulai mengalami pemecahan yang memebentuk dan membentuk laurasia dan gondwana island. Pemecahan ini berlanjut secara terus menerus hingga terbentuk lempeng-lempeng yang kita kenal sekarang. Pada zaman sekarang (recent), kita kenal ada 5 benua besar yaitu Benua Asia, Benua Eropa, Benua Amerika, Benua Afrika, Benua Australia Dan Benua Antartika.

Bagian-bagian dari lempeng utama (lempeng tektonik).

Sedangkan lempeng didunia terpecah menjadi beberapa bagian. Lempeng lempeng inilah yang mengontrol pembentukan gunung api di dunia, selain lempeng-lempeng kecil. Gunung api banyak dijumpai di sekitar zona pertemuan lempeng. Ada dua jenis pergerakan lempeng yang dapat menghasilkan gugusan gunung api, yaitu zona subduksi (konvergen) dan zona pemekaran (divergen).

Pergerakan lempeng akibat adanya pengaruh arus konveksi yang berasal dari lapisan astenosfer

Zona subduksi terjadi apabila terjadi pergerakan lempeng yang saling mendekat (bertumbukan), dimana yang tertunjam atau yang masuk ke bawah merupakan kerak yang mempunyai sifat yang lebih basa. Lempeng kerak samudera (oceanic crust) menunjam memasuki lempeng kerak benua (continental crust) pada zona konvergen yang menghasilkan busur gunung api permukaan. Sebagian besar gunung api permukaan mempunyai jenis magma mulai dari intermediet sampai asam. Contoh gunung api permukaan antara lain Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Kelud.

Sedangkan zona pemekaran lantai dasar samudera terjadi pada lempeng oceanik yang saling bergerak menjauh (zona divergen). Pergerakan lempeng ini terjadi karena adanya arus panas (arus konvekasi) yang terjadi pada lapisan astenosfer. Karena akibat adanya pemekaran kerak samudera, mengakibatkan adanya penipisan kerak yang menyebabkan magma menerobos ke permukaan dan membeku secara tiba-tiba dan membentuk busur pegunungan lantai samudera. Pada zona pemekaran, baik magma maupun batuan penyusun kerak mempunyai sifat basa sampai ultrabasa. Contoh gunung api bawah laut antara lain gunung api yang berada di daerah hawai.

Zona transform plate boundary merupakan pergeseran horisontal lempeng. Zona ini biasa disebut sebagai sesar geser. Transform plate boundary bisa terjadi baik di lempeng samudera maupun lempeng benua.

Pergerakan lempeng masing-masing mempunyai kecepatan yang berbeda-beda. Sebagai contoh saja, pada daerah Indonesia Barat, kecepatan rata-rata pergerakan lempeng sekitar 7 cm per tahun, sedangkan pada daerah Indonesia Timur sekitar 11 cm per tahun.

Gunung Api Bawah Laut

Pengertian Gunung api yaitu lubang atau rekahan bumi yang memiliki suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi. Jadi gunung api bawah laut merupakan gunung api yang berada di bawah permukaan laut. Gunung api bawah laut merupakan salah satu komponen dalam lantai bawah samudra, sesuatu yang masih aktif di bawah permukaan air dan menghasilkan material-material vulkanik. Gunung api bawah laut sangat berbeda dengan gunung api yang terbentuk di permukaan bumi. Gunung api bawah laut sebagian besar terbentuk pada daerah dekat dengan zona pergerakan lempeng samudra yang biasa disebut mid-ocean ridges.

Gunung api bawah laut masih aktif sifatnya, tidak sedikit pula gunung api bawah laut yang masih bersifat eksplosif, namun sebagian besar sifatnya efusif. Pada beberapa daerah, gunung api bawah laut masih mengeluarkan gas pada hotspotnya dan terjadi proses hidrothermal. Hal ini sebagai reaksi magma yang langsung kontak dengan temperatur yang berbeda secara drastis seperti air. Pada gunung api bawah laut banyak dijumpai lava bantal, dimana magma yang keluar dari veins kontak langsung dengan air yang berakibat magma terbentuk secara tiba-tiba.

Beberapa gunung api bawah laut ditemui sebagai gunung laut (seamounts). Pada umumnya dijumpai dalam kedalaman antara 1.000 m sampai 4.000 m. Diperkirakan ada sekitar 30.000 buah gunung api bawah laut yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Namun hanya beberapa saja yang masih di pelajari oleh para ilmuwan dunia.